Senin, 24 Oktober 2011

26. Maulana M. Yusuf - Sinopsis Novel Anak kos dodol lagi


Judul Buku: Anak kos dodol lagi
Nama pengarang: Dewi “Dedew” Rieka
Penerbit: Gradien Mediatama
Isi:
            Setiap tanggal 14 Februari. Jogja penuh aroma cinta. Valentine memang selalu membawa aura dan suasana yang berbeda pada kota pelajar ini. Tak terkecuali, Anto teman kuliahku, memakai kemeja pink imut bergambar Pooh pemberian ceweknya. Anto berusaha cool, tapi mukanya nggak bisa berbohong.
            Biarpun gak merayakan, melihat keramaian dan kehebohan itu mendadak hatiku nelangsa. Kesepian. Padahal ada Alisha, Tere, Sasha, dan Sofia di ruang tengah kami yang nyaman dan akrab. Tapi kenapa sepi ya? Mendung menggelayut di ruangan ini . kok tiba-tiba kangen nrumah ya? Wajah Mama dan Papa, juga dua adikku yang super jail dan nyebelin di Bogor sana terbayang “padahal kalau ketemu jambak-jambakan. Sedang apa ya mereka? Hiks. Lho kok jadi melankonis begini…
            Ramadhan datang lagi. Gara-gara ingin pedekate sama Mas Rafi, cowok rohis yang jadi ketua RDK, aku nekad mendaftar menjadi panitia kegiatan RDK atau Ramadhan di Kampus. Ibu-ibu di  sampingku menggeleng melihat ulah kami yang nyinyir tapi tak berani menegur, ketika shalat usai, seorang ibu setengah baya di sebelah cewek itu sigap berdiri, ia memapah cewek itu. Segera saja, jamaah yang lain membantu.
            Wah, hebat, biarpun sibuk naik gunung dan aktif di kampus, tuh anak tetep oke nilainya,batinku. Sirik banget,hehe. Tillluuulllittt, kubuka SMS di ponselku. Dari Jumi. Wi, Iis hilang dalam pendakian di Slamet, mohon doanya. Deggg. Berarti benar dugaanku. Iis di berita tadi adalah Ismalirianti kami! Lututku lemas. Aku buru-buru meghubungi Indah. Ia sedang menagis ketika mengangkat teleponku. Beberapa hari kemudian, ada kabar kalau Iis ditemukan dalam keadaan selamat di ketinggian 2750 mdpal walaupun kondisinya agak kritis. Ada sedikit harapan dan kami bisa tersenyum sedikit menanti Iis kembali. Namun, pada Kamis, 15 Februari 2001, akhirnya kami semua mendapatkan kepastian nasib Iis. Sobatku telah pergi untuk selamanya. Iis kedinginan dan menderita hipotermia, penyakit paling ditakuti para pendaki gunung, yang akhirnya merenggur nyawanya. Menurut Bagus Gentur, teman satu timnya selamat, ia pergi mencari bantuan sedangkan Iis bertekad menuggui Fauzan dan Bergas yang hipotermia dan kelelahan. Ah, Iis banget. Setia kawan. Ketiga sekawan itu, dan dua mahasiswa lainnya, akhirnya bersatu dalam keabadian.
            Beberapa hari kemudian, aku dan teman-temanku berkumpul lagi. Bukan di kosan Jumi, tapi di gelanggang mahasiswa UGM. tak ada canda tawa dan saling meledek satu sama yang lain. Tak ada janji untuk mudik bersama lagi tahun depan.


0 komentar:

Posting Komentar